WELCOME TO MY BLOG, TANPA MENGURANGI RASA HORMAT, SENGAJA SAYA PERSEMBAHKAN BLOG SEDERHANA INI UNTUK KITA SALING BELAJAR, BERBAGI DAN SPESIAL BLOG INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK ISTRIKU TERCINTA, ARTINI ACHMAD,S.Pd

Senin, 25 Februari 2013

Berburu "CAKAR" di Butta Panrita Lopi

Di kota Bulukumba yg dikenal dengan Butta Panrita Lopi ini, siapa yang tidak kenal CAKAR? Hampir semua penduduk kota ini dari kelas ekonomi bawah hingga atas pernah berburu CAKAR. CAKAR yang saya maksud disini adalah sebuah singkatan dari CAP KARUNG yang merupakan julukan untuk pakaian-pakaian bekas dari luar Indonesia. 
Bursa Cakar di Jl. Sam Ratulangi (Samping BNI lama)
Entah mengapa pakaian-pakaian bekas impor tersebut cukup dijuluki CAKAR Mungkin saja karena pakaian-pakaian itu diimpor ke Indonesia dalam kemasan karung-karung yang sudah dipaketkan sedemikian rupa. Tapi boleh jadi juga karena bau yang dikeluarkan oleh pakaian-pakaian bekas itu seperti bau sesuatu yang lama diendapkan dalam karung. Ini hanya dugaan saya. 
Lapak-Lapak CAKAR berjejeran
hanya saja tidak dapat dipungkiri ada juga sebagian kecil masyarakat yang tidak menyukai maraknya barang2 CAKAR di kota ini,, salah satunya adalah para pedagang pakaian yang menjual di Pasar Sentral Kab. Bulukumba, karena menurut mereka kehadiran cakar ini menjadi salah faktor berkurangnya pendapatan daripada pedagang pakaian tersebut dan seharusinya pemerintah daerah setempat memperhatikan fenemona cakar ini dikota yang kita cintai ini.
         
Lalu dimana kita bisa menemukan CAKAR di Bulukumba? Jawabnya adalah cukup kita menelusuri  sudut-sudut di kota Bulukumba, salah satunya bursa cakar yang ada di Ela-Ela jl. Dato Tiro yang sekarang ini tempatnya tidak terlalu ramai namun stand2 sudah lebih teratur dari sebelumnya. 
Lapak Cakar Sepatu2 bermerk
Sementara ditempat dilain, dapat juga kita temukan di sekitar Jl. Sam Ratulangi samping Ruko BNI yang sekarang sudah ngga kepake lagi yang saat ini menjadi pusat penjualan CAKAR di kota Bulukumba, dimana tempat tersebut bukal mulai jam 16.15 Wita s/d pukul 22.00 Wita akan nampak berjejer lapak-lapak yang menjajakan khusus CAKAR berbagai ukuran dan bentuk dengan berbagai campururan dari jajanan atau jualan lain. ditempat tersebut kita tidak hanya bisa menemukan baju, kaos, atau celana panjang dan pendek dari berbagai bahan, underwear, tetapi bahkan sepatu, boneka, handuk, tas , kaos kaki, topi bahkan hingga sprei, selimut bekas berbagai ukuranpun dapat bisa kita jumpai.
            Ada yang menarik, seronok, bersih dan bagus, jorok dan jelek, elit, bermerek terkenal, modern, sudah kadaluarsa, bahkan tak layak pakai yang semuanya bercampur dalam jubelan CAKAR tersebut. Namun jangan salah menilai harganya, jangan mentang-mentang CAKAR anda mengira harganya murahan. Tak jarang kita temui dengan selevel dengan yang barang sejenis yang baru yang di perdagangakan di toko-toko. Para pedagangnya pun sudah mengetahui jenis dan merek-merek mana yang mahal bahkan pernah suatu ketika saya berhasil mendapatkan sepatu cakar bermerk terkenal "Camel" dengan harga miring yakni cuman Rp. 70.000 saja.
Lagi memeriksa mana yang baik nih..
 
Perlu teman-teman ketahui, Harga akan begitu mahal dan tidak ada penawaran , biasanya jika saat CAKAR-CAKAR tersebut baru dibuka dari kemasan dan segelnya atau biasa disebut “buka baru”. Keuntungan dalam berburu CAKAR saat buka baru, anda akan puas memilih sebagai pemilih pertama, karena jika anda datang sesudah buka baru anda  hanya akan mendapatkan sisa-sisa pilihan dari orang lain. Jadi jika anda mengutamakan kualitas dan kuantitas datanglah saat buka baru, namun harga tak ada tawar-menawar. Namun jika anda mengutamakan harga murah dengan motto  “yang ditinggalkan orang belum tentu buruk bagiku”, maka carilah CAKAR yang sudah dibuka alias bukan buka baru, dijamin anda akan puas menawarnya.
Ada fenomena menarik saat buka baru dalam pasar CAKAR. Puluhan orang berjubel dan bahkan berhimpitan saling berebutan memilih dan membolak-balik CAKAR yang berjubel diatas lapak-lapak. Suasana riuh, ketawa dan terikan sesekali terdengar. Bahkan ada yang girang-girang dan melompat. Ada juga cerita yang beruntung, karena mendapatkan  ratusan uang dolar bahkan perhiasan emas yang tersisa dalam saku pakaian-pakaian bekas tersebut.
Karena populernya CAKAR ini di kota Bululukumba tersebut, Berbagai persepsi tentang CAKAR pun bermunculan, ada yang mengatakan CAKAR itu baik untuk membantu ekonomi lemah yang tidak mampu membeli pakaian bermerek luar negeri. Ada juga yang mengatakan buruk, karena mematikan usaha pakaian jadi lokal seperti para pedagang yang tadi sebutkan. Bagi saya pribadi guys, apapun persepsi anda dan dari sudut mana anda menilainya, CAKAR adalah fenomena bangsa ini...
Dan sekarang saya punya tips buat kalian yang senang juga berburu cakar..sebelum membeli cakar ada beberapa point yang harus diperhatikan diantaranya :
1.   Cium pakaian yang mau dibeli. Kalau baunya cukup mengganggu dan ada noda yang sulit dihilangkan,   jangan dibeli.
2.     Kalau pakaian tersebut ada kerusakan, pikirkan apakah kerusakan itu bisa diperbaiki. Kancing yang nyaris copot misalnya, bisa dijahit kembali atau resleting yang rusak bisa diperbaiki tanpa mengeluarkan uang banyak. Namun jika pakaian itu berlubang atau robek, coba tawar lebih banyak karena untuk memperbaikinya butuh uang yang tidak sedikit.
3.    Jangan membeli pakaian second yang terlalu kebesaran atau kekecilan. Sebenarnya baju yang kebesaran bisa dijahit kembali, namun Anda bisa mengubah bentuk aslinya dan belum tentu akan terlihat pas di tubuh.
4.   Kalau Anda tertarik membeli fashion item second yang berasal dari brand ternama seperti Louis Vuitton, Chanel atau Gucci, pastikan dengan benar kondisi barang tersebut. Jangan pernah ragu untuk menanyakan sejarah dan keaslian barang tersebut. Apalagi sekarang ini sudah cukup banyak fashion item yang dipalsukan.

Jadi, ada yang ber-Hobi berburu cakar sama dengan saya? ayok berburu bareng-bareng....hehehehehe :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar