Di kota Bulukumba yg dikenal dengan Butta Panrita Lopi ini, siapa yang tidak kenal CAKAR?
Hampir semua penduduk kota ini dari kelas ekonomi bawah hingga atas pernah
berburu CAKAR. CAKAR yang saya maksud disini adalah sebuah singkatan
dari CAP KARUNG yang merupakan julukan untuk pakaian-pakaian bekas dari luar
Indonesia.
Bursa Cakar di Jl. Sam Ratulangi (Samping BNI lama) |
Entah mengapa pakaian-pakaian bekas
impor tersebut cukup dijuluki CAKAR Mungkin saja karena pakaian-pakaian itu diimpor
ke Indonesia dalam kemasan karung-karung yang sudah dipaketkan sedemikian rupa.
Tapi boleh jadi juga karena bau yang dikeluarkan oleh pakaian-pakaian bekas itu
seperti bau sesuatu yang lama diendapkan dalam karung. Ini hanya dugaan saya.
Lapak-Lapak CAKAR berjejeran |
hanya saja tidak dapat dipungkiri ada juga sebagian kecil masyarakat yang tidak menyukai maraknya barang2 CAKAR di kota ini,, salah satunya adalah para pedagang pakaian yang menjual di Pasar Sentral Kab. Bulukumba, karena menurut mereka kehadiran cakar ini menjadi salah faktor berkurangnya pendapatan daripada pedagang pakaian tersebut dan seharusinya pemerintah daerah setempat memperhatikan fenemona cakar ini dikota yang kita cintai ini.
Lalu dimana kita bisa menemukan
CAKAR di Bulukumba? Jawabnya adalah cukup kita menelusuri sudut-sudut di kota Bulukumba, salah satunya bursa cakar yang ada di Ela-Ela jl. Dato Tiro yang sekarang ini tempatnya tidak terlalu ramai namun stand2 sudah lebih teratur dari sebelumnya.
Lapak Cakar Sepatu2 bermerk |
Sementara ditempat dilain, dapat juga kita temukan di sekitar Jl. Sam Ratulangi samping Ruko BNI yang sekarang sudah ngga kepake lagi yang saat ini menjadi pusat penjualan CAKAR di kota Bulukumba, dimana tempat tersebut bukal mulai jam 16.15 Wita s/d pukul 22.00 Wita akan nampak berjejer lapak-lapak yang menjajakan khusus CAKAR berbagai ukuran dan bentuk dengan berbagai campururan dari jajanan atau jualan lain. ditempat tersebut kita tidak hanya bisa menemukan baju, kaos, atau celana panjang dan pendek dari
berbagai bahan, underwear, tetapi bahkan sepatu, boneka, handuk, tas , kaos
kaki, topi bahkan hingga sprei, selimut bekas berbagai ukuranpun dapat bisa kita
jumpai.
Ada yang menarik, seronok, bersih
dan bagus, jorok dan jelek, elit, bermerek terkenal, modern, sudah kadaluarsa,
bahkan tak layak pakai yang semuanya bercampur dalam jubelan CAKAR tersebut.
Namun jangan salah menilai harganya, jangan mentang-mentang CAKAR anda mengira
harganya murahan. Tak jarang kita temui dengan selevel dengan yang barang
sejenis yang baru yang di perdagangakan di toko-toko. Para pedagangnya pun
sudah mengetahui jenis dan merek-merek mana yang mahal bahkan pernah suatu ketika saya berhasil mendapatkan sepatu cakar bermerk terkenal "Camel" dengan harga miring yakni cuman Rp. 70.000 saja.
Lagi memeriksa mana yang baik nih.. |
Perlu teman-teman ketahui, Harga akan begitu mahal dan tidak ada
penawaran , biasanya jika saat CAKAR-CAKAR tersebut baru dibuka dari kemasan
dan segelnya atau biasa disebut “buka baru”. Keuntungan dalam berburu CAKAR
saat buka baru, anda akan puas memilih sebagai pemilih pertama, karena jika
anda datang sesudah buka baru anda hanya
akan mendapatkan sisa-sisa pilihan dari orang lain. Jadi jika anda mengutamakan
kualitas dan kuantitas datanglah saat buka baru, namun harga tak ada tawar-menawar.
Namun jika anda mengutamakan harga murah dengan motto “yang ditinggalkan orang belum tentu buruk
bagiku”, maka carilah CAKAR yang sudah dibuka alias bukan buka baru, dijamin anda
akan puas menawarnya.
Ada fenomena menarik saat buka baru dalam
pasar CAKAR. Puluhan orang berjubel dan bahkan berhimpitan saling berebutan
memilih dan membolak-balik CAKAR yang berjubel diatas lapak-lapak. Suasana riuh,
ketawa dan terikan sesekali terdengar. Bahkan ada yang girang-girang dan
melompat. Ada juga cerita yang beruntung, karena mendapatkan ratusan uang dolar bahkan perhiasan emas yang
tersisa dalam saku pakaian-pakaian bekas tersebut.
Karena populernya CAKAR ini di kota Bululukumba tersebut, Berbagai persepsi
tentang CAKAR pun bermunculan, ada yang mengatakan CAKAR itu baik untuk membantu
ekonomi lemah yang tidak mampu membeli pakaian bermerek luar negeri. Ada juga
yang mengatakan buruk, karena mematikan usaha pakaian jadi lokal seperti para pedagang yang tadi sebutkan. Bagi saya pribadi guys, apapun
persepsi anda dan dari sudut mana anda menilainya, CAKAR adalah fenomena bangsa
ini...
Dan sekarang saya punya tips buat kalian yang senang juga berburu cakar..sebelum membeli cakar ada beberapa point yang harus diperhatikan diantaranya :
Jadi, ada yang ber-Hobi berburu cakar sama dengan saya? ayok berburu bareng-bareng....hehehehehe :)
1. Cium pakaian yang mau dibeli. Kalau baunya cukup
mengganggu dan ada noda yang sulit dihilangkan, jangan dibeli.
2. Kalau
pakaian tersebut ada kerusakan, pikirkan apakah kerusakan itu bisa diperbaiki.
Kancing yang nyaris copot misalnya, bisa dijahit kembali atau resleting yang
rusak bisa diperbaiki tanpa mengeluarkan uang banyak. Namun jika pakaian itu
berlubang atau robek, coba tawar lebih banyak karena untuk memperbaikinya butuh
uang yang tidak sedikit.
3. Jangan membeli pakaian second yang terlalu
kebesaran atau kekecilan. Sebenarnya baju yang kebesaran bisa dijahit kembali,
namun Anda bisa mengubah bentuk aslinya dan belum tentu akan terlihat pas di
tubuh.
4. Kalau
Anda tertarik membeli fashion item second yang berasal dari brand ternama seperti
Louis Vuitton, Chanel atau Gucci, pastikan dengan benar kondisi barang
tersebut. Jangan pernah ragu untuk menanyakan sejarah dan keaslian barang
tersebut. Apalagi sekarang ini sudah cukup banyak fashion item yang dipalsukan.
Jadi, ada yang ber-Hobi berburu cakar sama dengan saya? ayok berburu bareng-bareng....hehehehehe :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar